
(disampaikan sebagai salah satu syarat untuk pengajuan sebagai volunteer
dalam gerakan Anak Langit Foundation Yogyakarta 2013)
Ada banyak jalan ketika kita ingin berkontribusi memberi manfaat untuk
orang lain. Beragam carapun bisa dilakukan jika kita ingin berkontribusi, akan
tetapi tetap dalam koridor bernilai luhur. Tidak asal melakukan akan tetapi
juga dengan pertimbangan yang matang. Berada dimanapun, diposisi apapun,
berkontribusi dapat selalu dilakukan, tergantung kapasitas dan kapabilitasnya.
Konteks kontribusi ini pun lebih konkret jika dikaitkan dengan ruang lingkup
subjeknya. Apakah hanya ingin berkontribusi untuk suatu kelompok/golongan
ataukah ingin berkontribusi dalam aspek dan cakupan yang lebih luas yaitu untuk
negara ini, Indonesia.
Cukup klise memang ketika harus berbicara mengenai kontribusi kita
untuk Indonesia. Bagaimana kita melakukannya? Aspek sasarannya yang sebegitu
luasnya, Contoh kontret bagaimana bentuk kontribusi itu, adalah beberapa hal
yang bisa menggambarkan keruwetan dan ketidak jelasan alur dan tujuan ketika
kita ingin berkontribusi di cakupan yang lebih luas, Indonesia. Tapi bukan
berarti tidak mungkin.
Namun apapun itu, yang ingin saya katakan disini adalah berkontribusi
bukanlah sebuah gagasan atau wacana yang disusun sedemikian rupa dengan
mempertimbangkan puls-minusnya tapi kemudian tanpa adanya sebuah tindakan yang
membarenginya. Berkontribusi adalah bagaimana kita bisa melakukan, bukan
bagaimana kita bisa mewacanakan.
Ada banyak hal dari berbagai aspek di Negeri ini yang perlu mendapatkan
perhatian khusus. Termasuk hal-hal yang mendasarinya mengapa aspek itu perlu
diperhatikan baik karena kurangnya perhatian pemerintah maupun karena kurangnya
perhatian masyarakat sekitar itu sendiri. Disanalah kontribusi itu dibutuhkan.
Sebut saja bagaimana kurangnya perhatian kita terhadap Anak berkebutuhan
khusus (ABK), kepedulian terhadap anak-anak dengan karakteristik khusus yang
berbeda dengan anak pada umumnya. Walaupun ABK kerap kali didefinisikan sebagai
anak yang selalu menunjukan ketidak mampuan mental, emosi atau fisik. Mereka
bukan anak-anak yang berbeda mereka hanya memiliki karakteristik khusus yang
terkadang untuk melakukan aktifitas sehari-hari bantuan pihak lain lebih dari
kebutuhan anak-anak pada umumnya.
Inilah salah satu aspek dimana kepedulian dan kotribusi dibutuhkan.
Kepedulian yang bukan sepenuhnya hanya berlandaskan rasa iba, akan tetapi rasa
kasih sayang dan mengerti bahwa mereka juga bagian dari kita.
Diperlukan gagasan untuk adanya sebuah gerakan, gerakan yang dapat mewadahi
segala hal mengenai bagaimana kontribusi kita terhadap anak berkebutuhan khusus
yang saat ini mungkin kurang mendapat perhatian dimasyarakat luas. Mereka bukan
orang lain, mereka bagian dari kita.
Ini saatnya bahwa gagasan mengenai gerakan kepedulian terhadap anak
berkebutuhan khusus direalisasikan dengan sungguh. Gerakan yang kemudian tidak
hanya menjadi sebuah gagasan akan tetapi harus ada bagaimana tindak lanjut
terhadap gagasan ini. Sebuah gerakan bukan sebuah wacana, itu yang diperlukan
untuk kepedulian ini. Sebuah gerakan yang diharapkan bisa mewadahi segala
harapan menyangkut rasa kepedulian masyarakat terhadap anak berkebutuhan
khusus. Ya inilah kontribusi, kontribusi yang mencoba dimulai dari lapisan
masyarakat yang mungkin dimarginalkan, teman-teman kita anak berkebutuhan
khusus.